dakwatuna.com – Alhamdulillah, sampailah kita kepada
awal tahun Hijriah yakni bulan Muharram. Bulan yang disebut sebagai
asyhurul hurum (bulan-bulan haram). Ayat Quran juga hadits menyebutkan
perihal bulan haram ini. Disebutkan dalam hadits bahwa 4 bulan itu salah
satunya adalah Muharam. Bulan tersebut adalah yang disucikan dan
diagungkan. Walaupun memaknainya ada perbedaan.
Maksud disucikan
di sini ulama berbeda pendapat. Di antaranya ada yang mengatakan bahwa
di bulan-bulan ini diharamkan untuk berperang dan bunuh membunuh seperti
firman Allah dalam QS Al-Baqarah: 217. Ada juga yang menafsirkan bahwa
bulan suci ini agar setiap muslim banyak beramal di 4 bulan tersebut.
Tapi dalam artian dewasa atau tidak dipahami dengan mafhum mukhalafah
yang jadinya hanya beramal shalih di bulan tersebut. Karena sudah ada
perintah amal shalih untuk setiap waktu.
Tidak seperti tahun baru
Masehi. Pada awal bulan Muharam Indonesia lebih khusus umat Islam
terkesan tidak peduli. Memang banyak masjid-masjid mengadakan acara demi
lebih memanfaatkan malam tahun baru Islam ini. Tapi itu kiranya tak
sebanyak mereka yang merayakan tahun baru Masehi. Memang dalam memaknai
tahun baru Islam bukan harus dengan petasan yang berdendang atau kembang
api yang benderang di langit. Tapi di acara Islamipun memang nyatanya
nihil pengunjung, untuk sekedar pawai obor kita hanya bisa menemukan di
beberapa tempat saja. Bahkan sulit sekali “Selamat Tahun Baru Islam”
naik podium jadi trending topic, yang justru acara di TV tetangga lebih tinggi.
Islam
sebagai agama mayoritas dunia dan Indonesia seperti lupa kepada
perjuangan hijrah Rasulullah dan sahabat yang menjadi awal ditentukan
tahun hijriah, begitulah menurut para sahabat. Mereka takut kehilangan
hartanya untuk sekedar menginfakkan dalam rangka memperingati 1 Muharam.
Tapi beda halnya jika akan datang 1 Januari. Dengan relanya mereka
membakar uang jutaan hanya untuk mendengar suara petasan dan percikan
kembang api. Bahkan sampai berlomba-lomba. Walau yang melakukan tidak
semuanya muslim.
Kita bisa membayangkan betapa hebatnya jika
gelontoran dana pada 1 Muharam sama halnya dengan 1 Januari atau bahkan
lebih besar. Milyaran bahkan triliunan rupiah dihabiskan hanya untuk
semalam dan tidak dapat hasil apa-apa kecuali kesenangan mata dan
telinga. Dan berapa masjid bisa dibangun dengan dana sebesar itu, berapa
miskin akan terobati dengan uang sesegar itu.
Itu hanyalah
hitungan matematika. Tapi marilah kita lebih memaknai dengan perhatian
kita kepada umat Islam dan amal shalih. Ilmu matematika manusia itu
tidak seberapa, tapi dalam matematika Alllah itu sangatlah besar.
Biarlah diri ini memaknai tahun baru Hijriah dengan mengingat hijrah
Rasulullah ke Madinah dan rumitnya jalan dakwah yang dilewati.
Pada
akhirnya kita bertugas untuk menyampaikan dakwah yang Rasul sampaikan
dulu. Dan tahun baru Islam kali ini mari kita buat harapan, tujuan dan
langkah yang akan kita lakukan untuk menopang dakwah ini. Sambil
memperbaiki banyak hal yang kurang di tahun sebelumnya. Semoga di tahun
1437 H ini kita bisa lebih berperan bagi dakwah Islam, karena Islam akan
menang dengan kita di dalamnya atau tanpa kita.
Redaktur: Ardne
Tidak ada komentar:
Posting Komentar