BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
Orang tua adalah orang yang
telah melahirkan, merawat, mendidik mengurus dan memikirkan kita sejak kecil sampai dewasa, dia tidak
pernah memikirkan diri sendiri tetapi
selalu memikirkan anak-anaknya, dia rela sengsara asal anaknya bahagia, dia
rela sakit aslakna anaknya sehat, dia rela tidak makan asalkan anaknya makan, dia selau bohong kepada
banyak orang, jika di tanya apakah engkau sudah makan ?dia selalu mnejawab “ saya sudah
kenyang, walaupun sebenarnya dia belum
makan.
Orang tualah yang menjadikan anaknya sukses, kaya, bahagia dan lain
sebagainya, maka jika ada anak yang mengatakan bahwa kesuksesanku adalah
usahaku, maka itu tidak benar, dan perlu
kita ketahui bersama bahwa diatas kesuksesan anak itu karena dari doa dan usaha
yang dilakukan oleh orang tua, orang tua tidak pernah tidur malam karena memikirkan dan selalu berdoa untuk
anak-anaknya, mereka tidak ingin anak-ankanya kelak menjadi anak yang tidak berguna, mereka tidak ingin
anaknya kelak menjadi orang yang sengsara, mereka selalu memikirkan anak-anaknya
walaupun mereka tidak mampu tapi selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang
diinginkan oleh anaknya.
Banyak
cerita-cerita yang menjelaskan tentang ketika anak tidak berbakti kepada orang
tuanya maka hidupnya kurang bahagia, kurang barokah dan kurang segalanya,
seperti halnya ceritanya alqomah, “di masa kenabian Nabi Muhammad SAW, dulu ada
seorang anak laki-laki bernama alqomah, dia seorang yang rajin dalam masalah
ibadah shalat, puasa, dan sedekah, namun suatu waktu dia jatuh sakit yang
teramat parah, tepatnya dalam keadaan sakaratul maut. Namun entah kenapa
alqomah yang taat itu kesulitan untuk melafalkan kalimat “ Lailaaha illallah”
hingga sang istri meminta tolong pada seseorang untuk menemui Rasulullah SAW,
untuk menyampaikan pesan tentang keadaan suaminya pada Rasulullah SAW. Nabi pun
mengutus Bilal, Ali, Salman dan Ammar r.a untuk datang ke rumah Alqomah. Di
sana mereka menyaksikan betapa Alqomah dalam keadaan yang memprihatikan. Mereka
bertanya-tanya bagaimana mungkin seorang yang taat pada Allah dan Rasulnya itu
kesulitan dalam melafalkan kalimat “La ilaaha illallah”. Lidah Al-Qomah seperti
terkunci ketika akan melafalkan kalimat itu. Merasa khawatir mereka kini
mengutus Bilal untuk menyampaikan apa yang mereka saksikan kepada Rasulullah. Rasulullah
pun bertanya, “Apakah Alqomah masih memiliki ayah dan ibu?” “Ayahnya sudah meninggal. Tapi dia masih memiliki seorang ibu
yang sudah renta,” jawab Bilal apa adanya.
“Baiklah, temuilah ibu Alqomah. Aku titip salam untuknya. Jika
dia masih mampu berjalan dia bisa menghadapku, jika tidak bisa maka aku yang
akan ke sana.” Rasulullah menitahkan itu pada Bilal. Sebagaimana yang dikatakan
Rasulullah, Bilal menyampaikan itu pada Ibu Alqomah tanpa menambah dan
mengurangi. “Lebih baik aku yang menemui Rasulullah,” ucap Ibu Alqomah. Meski
sedikitt tertatih-tatih dengan tongkat sebagai penyangga, Ibu Alqomah menemui
Rasulullah. Dia mengulukkan salam dan langsung disambut Rasulullah. “Jadi
bisakan ibu menceritakan bagaimana keadaan Alqomah yang sebenarnya? Kenapa dia
nampak kesulitan melafalkan kalimat “La ilaahs illallah’, padahal setahu saya
dia seorang hamba yang rajin lagi taat.” Rasulullah meminta penjelasan. “Karena
aku murka padanya, Rasulullah.” Ibu Alqomah menjawab. “Adakah alasan kenapa
engkau sampai murka?” “Karena Alqomah sudah menyakitiku. Dia lebih mengutamakan istri
daripada ibunya. Dia berani menentangku demi menuruti keinginan istrinya.” Rasululllah
pun mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Bahwa yang mengunci lidah Alqomah
hingga tidak bisa melafalkan kalimat
“Laa ilaaha illallah” adalah karena murka dari ibunya sendiri. Kemudian
Rasulullah memanggil Bilal. Menyuruh Bilal untuk meengumpulakn kayu
sebanyak-banyaknya untuk membakar tubuh Alqomah. “Ya Rasululah, kenapa engkau
mau membakar putraku di depan mataku? Bagaimana perasaanku nanti?” tanya Ibu
Alqomah sedih. Yah, bagaimana pun seorang ibu mana bisa melihat putranya di
bakar di depan matanya sendiri. “Wahai Ibu Alqomah, sejatinya siksa Allah nanti
di akhirat akan lebih kejam. Segala amal yang dilakukannya selama ini tidak
dapat diterima oleh Allah karena terhalang akan siksamu. Kebajikan yang
dilakukan jadi tidak berguna dan tak bisa membantu selamat dari api neraka..”
Rasulullah menjelaskan. “Jika engkau ingin putramu selamat dari api neraka,
engkau harus merelakan apa yang telah Alqomah lakukan.” “Baiklah Rasulullah, aku akan
memaafkan putraku. Aku sungguh tak sanggup mengetahui jika anakku akan masuk
neraka karena diriku.” Ibu Alqomah berucap sungguh-sungguh. Rasulullah lalu
memerintahkan Bilal untuk mengecek keadaan Alqomah. Memastikan apakah Alqomah
sudah bisa melafalkan kalimat “ Laa ilaaha Illallah’ atau belum. Karena jika
sang ibu mengatakan semua itu hanya karena malu bukan dari hati maka apapun
bisa terjadi. Namun ternyata Ibu Alqomah sungguh tulus telah memaafkan
putranya. Karena ketika Bilal sampai di pintu rumah Alqomah, dia mendengar
Alqomah mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illallah”. Bilal lalu masuk dan
memberitahu apa yang sebenarnya telah terjadi pada keadaan bilal itu. Tentang
lidah Alqomah yang terkunci tidak bisa mengucapkan kalimat syahadat karena
mendapat murka dari ibunya. Bahwa segala amal yang dilakukan Alqomah tak dapat
menolong karena murkanya seorang ibu pada anak. Dan hari itu setelah ibunya
memaafkan Alqomah, dia pun kembali kerahmatalullah. Dia lalu dimandikan,
dikafani dan di shalatkan oleh Rasulullah. Setelah dikuburkan Nabi Muhammad saw berkata : “Wahai sahabat muhajirin dan
anshar, siapa yang mengutamakan istrinya
daripada ibunya maka ia terkena laknat Allah, Malaikat dan manusia semuanya,
bahkan Allah tidak menerima dari padanya ibadah fardu dan sunatnya. Kecuali
jika bertaubat benar-benar kepada Allah dan berbuat baik pada ibunya, dan minta
kerelaannya, sebab ridha Allah dikaitkan dengan ridha ibu, dan murkanya Allah
juga di dalam murka Allah.
Itulah
salah satu kisah tentang ketika ada anak berani kepada orang tua, maka akan ada
ujian yang diterima oleh anaknya, kita tidak boleh berani kepada orang tua,
kita dilarang berkata “huss” kepada
orang tua apalagi berkata yang jelek kepada orang tua. Semoga dengan berbakti
kepada orang tua, hidup kita menjadi berkah dan bahagia dunia akhirat amin