Senin, 15 Juni 2015

PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN



PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN

MEDIA PEMBELAJARAN
 
PEMBAHASAN
A.    Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran
Setiap media pembelajaranmemiliki keampuhan masing-masing, maka diharapkan kepada guru agar menentukan pilihannya sesuai deengan kebutuhan pada saat suatu kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan jangan sampai penggunaan  media menjadi penghalang  proses belajar mengajar yang akan guru lakukan di kelas. Harapan yang besar tentu saja agar media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat /mempermudah pencapaian tujuan pengajaran.
Ketika suatu media akan dipilih, ketika media akan dipergunakan, ketika itulah beberapa prinsip perlu guru perhatikan dan dipertimbangkan.
Prinsip pemilihan media dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
1.    Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.[1] Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong? Lebih spesifik lagi apakah untuk pembelajarankelompok atau pembelajaranindividual, apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, Tuna rungu, tuna netra, masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan memilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2.    Karakteristik media pengajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. memahami karakteristik berbagai media pembelajaranmerupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pembelajaransecara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.
3.    Alternatif pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pembelajaranitu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.[2]
Prinsip-prinsip agar penggunaan media pembelajaran mencapai hasil yang baik adalah sebagai berikut:
a)    Menentukan jenis media dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
b)   Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
c)    Menyajikan media dengan tepat; artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pembelajaranharuslah disesuaikan dengan tujuan , bahan metode, dan sarana yanga ada.
d)   Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.[3]
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip psikologi yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
1.    Motivasi
Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagi pula, pengalaman yang dialamai siswa harus relevan dan bermakna baginya. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran itu.
2.    Perbedaan individual
Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor – faktor seperti kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada tingkat pemahaman.

3.    Tujuan pembelajaran
Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Di samping itu pernyataan mengeanai tujuan belajar yang ingin di capai dapat menolong perancag dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran.
4.    Organisasi isi
Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan fisik yang akan dipelajarai diatur dan diorganisasikan kedalam urutan-urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan di urut-urutkan secara teratur. Disamping itu, tingkatan materi yang akan disajikan tetap berdasarkan kompleksitas dan kesulitan isi materi.
5.    Persiapan sebelum belajar
Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memilki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses.
6.    Emosi
Pelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional. Seperti rasa takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan.
7.    Partisipasi
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus mengintenalisasi informasi, tidak sekedar di beritahukan kepadanya. Oleh karena itu, belajar memerlukan kegiatan.
8.    Umpan Balik
Hasil belajar dapat apabila secara berskala siswa diinformasikan kemjuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi – sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
9.    Penguatan (reinforcement)
Apabila siswa berhasil belajar, ia harus didorong untuk terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa- masa yang akan datang.
10.         Latihan dan pengulangan
Sesutau hal baru jarang sekali dapat dipelajari hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau ketrampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau ketrampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks. Dengan demikian dia dapat tinggal dalam ingatan dalam jangka panjang.
11.    Penerapan
Hasil belajar yang diinginkan adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru[4]
B.     Dasar pertimbangan pemilihan dan penggunaan media

Agar media pembelajaranyang dipilih itu tepat, disamping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yan perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan berikut ini.
1.    Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran
a.    Objektivitas
Guru tidak boleh memilih media pembelajaranatas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pembelajaranmenunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya. Untuk menhindari pengaruh unsur subjektivitas guru, alangkah baiknya apabila dalam memilih media pembelajaranitu guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat, dan atau melibatkan siswa.
b.    Program pengajaran
Program pembelajaranyang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya maupun kedalamannya. Meskipun secara teknis program itu sangat baik, jika tidak sesuai dengan kurikulum ia tidak akan banyak membawa manfaat, bahkan mungkin akan menambah beban, baik bagi anak didik maupun bagi guru disamping akan membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.
c.    Sasaran program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pembelajaranmelalui media pengajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berfikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya.
d.   Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapatkan perhatian dalam menentukan pilihan media pembelajaranyang akan digunakan. Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi:
1)      Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, seperti ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya.
2)      Situasi serta kondisi anak yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi, dan kegairahan. Anak didik yang sudah melakukan praktek yang berat seperti praktik olahraga, biasanya kegairahan belajarnya sangat menurun.
e.    Kualitas teknik
Dari segi teknik, media pembelajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat. Barangkali ada rekaman audionya atau gambar-gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelas atau kurang lengkap, sehingga perlu penyempurnaan sebelum digunakan. Misalkan dalam suatu pembelajaran menggunakan media komputer maka sebelum pembelajaran berlangsung komputer harus dicek terlebih dahulu ada kerusakan atau tidak.
f.     Keefektifan dan efisiensi penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efesiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pembelajarandapat diserap oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.[5]
2.    Kriteria memilih media pembelajaran
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.    Tujuan
Tujuan memilih media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Arab adalah Agar siswa lebih memahami  kemahiran berbahasa baik  dalam menulis, membaca, mendengar dan berbicara. Contohnya jika anak belajar bahasa Arab dengan menggunakan media audio, siswa dapat mendengarkan percakapan dalam bahasa arab sehingga anak lebih mudah memahaminya.
b.    Sasaran  didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media?, bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya?, dan seterusnya.  Misalkan jumlah siswa yang ada dikelas banyak maka kita harus memilih media yang bisa digunakan bersamaan sehingga mencakup semua siswa dan apabila siswa jumlahnya sedikit kita bisa menggunakan media bergantian asalkan waktuny cukup. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
c.    Karateristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut?, Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai?,  Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
d.   Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta   lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran ? Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai terjadi media yang telah kita buat dengan menyita banyak waktu,  tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran ternyata kita kekurangan waktu.
e.    Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu,  faktor  biaya   menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau meyewa media tersebut? apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai?, Tidak mungkinkan tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar?, Media yang mahal belum tentu lebih efektif  untuk mencapai tujuan belajar, dibanding media sederhana yang murah.
f.     Ketersediaan 
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran ?, Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu   tenaga  dan sarana  untuk membuatnya?, Kalau semua itu ada, petanyaan berikutnya tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas?. Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses tejadinya gerhana matahari memang akan lebih efektif jika disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau tidak punya video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
g.    Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media tersebut akan digunakan.  Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal ?, Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.


h.    Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media   siap pakai yang telah ada, misalnya program audio, video, garafis atau media cetak lain.  Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok ?, Apakah suaranya jelas dan enak didengar?, Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja,  lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya.  Perlu diinggat bahwa jika program media itu hanya menjanjikan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik, maka media itu tidak perlu lagi kita gunakan.[6]
Dengan kriteria pemilihan media tersebut, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat  untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pengajar. Kehadiran media dalam proses pembelajaranjangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, tapi harus sebaliknya, yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pengajaran. Karena itu, media bukan keharusan, tetapi sebagai pelengkap jika dipandang perlu untuk mempertinggi kualitas belajar mengajar.[7]

C.    Model Pemilihan Media Pembelajaran
Apabila dilihat dari bentuknya, jenis-jenis pemilihan media dapat dikelompokan menjadi tiga model, yaitu :
1.      Model flowchart yang menggunakan sistem pengguguran atau eliminasi dalam pengambilan keputusan pemilihan.
Contoh model flowchart adalah seorang guru ingin menyampaikan bahan ajar dengan menggunakan media audiovisual misalnya, maka langkah yang harus dilakukan guru tersebut adalah mengimformasikan kepada pimpinan sekolah apakah alat pendukung untuk itu sudah tersedia atau belum, apabila sudah tersedia maka pihak sekolah tidak perlu lagi membelinya.
2.      Model matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
Contoh model matriks adalah dalam pemilihan media langkah pertama yang dilakukan guru adalah menganalisis kesesuaian media dengan pengendaliannya. Variabel yang termasuk pengendalian diantaranya adalah portabel. Artinya media tersebut mudah untuk dipindahkan, disimpan, di bawa-bawa dengan kata lain media tersebut praktis untuk digunakan. Alternatif media model ini adalah slide, film strip, audio kaset, dan buku.
3.      Model check list yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Meskipun belum ada penelitian khusus tentang hal ini namun nampaknya model check list lebih sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media yang sudah jadi. Model matriks lebih serasi untuk digunakan dalam pemilihan media rancangan. Sedangkan model flowchart dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media yang sudah jadi maupun media rancangan. [8]

D.    Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk jenis media rancangan, beberapa macam cara telah dikembangkan untuk memilih media. Dalam proses pemilihan ini, Anderson (1976) mengemukakan prosedur pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu :
a.    Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum / hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat / untuk keperluan pembelajaran.
b.    Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan ( diabaikan).
c.    Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
d.   Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan biaya.
e.    Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat.
f.     Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.[9]


























PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Prinsip pemilihan media dibagi ke dalam tiga kategori,yaitu Tujuan pemilihan, Karakteristik media pengajaran,dan Alternatif pilihan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaranadalah Objektivitas, Program pengajaran, Sasaran program, Situasi dan kondisi, Kualitas teknik, Keefektifan dan efisiensi penggunaan.
Dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaransebaiknya memperhatikan Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, Kemudahan memperoleh media, Keterampilan guru dalam menggunakannya, Tersedia waktu untuk mengunakannya, Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Kriteria pemilihan media pembelajaran Secara umum diuraikan adalah Tujuan, Sasaran  didik, Karateristik media yang bersangkutan, Waktu, Biaya, Ketersediaan, Konteks penggunaan, dan mutu Teknis.














DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar,  Media Pengajaran, Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2000.

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: ciputat Press, 2002.

Nana sudjana dan Ahmad  Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1991.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Putra, Adi, http://Pemilihan Media Pengajaran.html, Pemilihan Media pengajaran.html (senin, 2 Maret 2015)

Anas, Anwar, http://b420k.blogspot.com/2012/10/prosedur-pemilihan-media-pembelajaran.html. (senin, 2 Maret 2015)


[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hlm. 126
[2] Ibid. Hlm. 127
            [3] Nana sudjana dkk, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1991, hlm.104
[4]Azhar Arsyad,  Media Pembelajaran.  Jakarta:  Raja Grafindo Persada, 2007, hal.74.
[5] Syaiful bahri Djamarah. Dkk  , Op.Cit., hlm. 128-130
[6] Adi Putra, http://Pemilihan Media Pengajaran.html, (Senin, 2 Maret 2015)
[7] Nana Sudjana, Op. Cit., hlm.5
[8] Arief S. Sadiman, R. Raharjo, Anung haryono, Rahardjito, Media pendidikan.  Jakarta, Rajawali 1990, hal 87.
[9] http://Pemilihan Media Pengajaran.html, Adi Putra, Pemilihan Media pengajaran,kamis  18 April 2013